Senin, Desember 22, 2014

Apa yang Akan Kamu Tinggalkan?


dalams sebuah hadits Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


kehidupan tidak hanya terhenti hanya ketika ajal sudah menjemput. kematian hanya sebagai sebuah tranformasi perpindahan antar alam dunia menuju alam yang sebenarnya yaitu alam akherat. jadi seorang muslim sangat sadar bahwa kehidupan di dunia hanyalah untuk investasi amal untuk menjadi bekalnya  sehingga bisa sampai ke alam yang sesungguhnya yaitu alam akherat.

dan muslim yang sadar tentang hal ini akan senantia memanfaatkan kehidupannya mengeruk bekal sebanyaknya-banyak sehingga batas yang ditentukan yaitu kematian. namun dalam sebuah hadits yang saya sebutkan di atas, rasulullah memberikan solusi mudah cara beninvestasi amal yang baik. dan juga amalan yang rasulullah sebutkan dalam hadits ini masih berlaku atau masih mengalir pahalanya walaupun manusia itu telam mati.

yang pertama adalah shadaqoh jariyah. contohnya saat kita membuat sebuah sumur atau membangun atau menyumbang masjid maupun sebuah instansi pendidikan. selama harta yang telah kita infakkan dimanfaatkan terus menurus sampai akhirnya kita tinggal mati maka pahalanya tetap dan terus mengelir kepada kita. contoh kecil sajalah misalkan kita sumbangkan 1 lampu untuk masjid.
selama lampu itu dimanfaatkan masjid untuk menerangi orang yang sedang sholat selama itulah kita mendapatkan pahalanya walaupun kita sudah meninggal. ingat berita akhir-akhir yang memuat bahwasanya di arab saudi sana ada sebuah hotel yang sampai sekarang masih beratasnamakan seorang sahabat nabi yaitu Ustman bin affan -radiyallahuanhu-. padahal Ustman bin affan sudah meninggal berabad-abad yang lalu tapi subhanallah sumur yang dulu disumbangkan oleh beliau untuk ini menjadi berkembang hingga menjadi sebuah hotel yang sebagian penghasilannya juga disumbangkan terhadap anak yatim. bisa dibayangkan berapa banyak pahala yang diperoleh oleh beliau. walaupun sudah meninggal berabad-abad lamanya namun pahalanya masih mengalir hingga sekarang.

yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat. maksudnya ilmu yang terusmenerus dipelajari dan dimanfaatkan oleh ummat. jangan diremehkan profesi seorang guru, guru merupakan profesi yang mulia jika ikhlas kemudian faham betapa besarnya pahalanya. seorang guru mengajarkan 1 huruf kepada 10 murid. kemudian setiap murid tadi mengajarkan kepada 10 murid yang lain begitupun seterusnya. dan guru yang pertama tadi mendapatkan setiap pahala dari huruf yang di ajarkan tadi beginilah ilmu yang bermanfaat itu. walau di sederhana tapi tidak usang ditelan masa. maka kita jangan sampai menyembunyikan potensi ilmu yang pada diri kita. sedikit ilmu yang kita miliki kemudian kita ajarkan kepada siapa saja teman, ortu, murid akan mejadi bermanfaat dan menjadi pahala yang terus mengalir bagi kita.

kita kasih contoh nyata. sering kali kalau kita membaca sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat yang bernama abu hurairoh. jadi setiap kita mendengarkan ataupun  membaca kemudian mengamalkan hadits itu maka abu hurairoh mendapatkan pahala dari setiap hadits yang di ajarkan karna abu hurairoh adalah orang pertama yang mengajarkan hadits ini setelah nabi. padahal sudah berapa abad yang lalu abu hurairoh wafat. jadi untuk para guru berbaganggalah dan berbahagialah karna setiap hal kita ajarkan kemudian bermanafaat maka akan menjadi pahala bagi kita yang terus mengalir walau kita meninggalkan dunia ini.

yang ketiga dan terakhir yaitu anak yang soleh yang senantiasi mendoakan orangtuanya. anak adalah sebuah investasi yang sangat besar bagi orangtuanya bahkan dengan kita menginfakkan kebutuhan kepada anak itu juga bernilai shadaqoh. dan setiap amal kebaikan yang dilakukan anak akan terus mengalir kepada orangtuanya. karna orangtuanyalah yang telah membesarkan dan merawatnya hingga dia bisa menjadi hamba yang soleh.
dari kita perlu sadari bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi seorang anak. dan bisa dikatakan orang sholeh keluar dari keluarga yang sholeh dan orang yang hebat keluar dari keluarga yang hebat secara umum. sehingga tatkala kita niatkan denga ikhlas mendidik anak menjadi tabungan atau investasi amal yang sangat besar bagi kita yang bisa menolong kita dari adzab allah..;

sebenarnya masih banyak yang bisa kita ambil faedah dari hadits ini karna hadits tidaklah keluar dari seseorang melainkan seorang nabi yang perkataan adalah tersambungnya wahyu
﴿وَ ما یَنْطِقُ عَنِ الْهَوى‏. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْیٌ یُوحى﴾
“Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. Al-Najm [53]:3-4)

namun keterbatasan ilmu penulis yang hanya bisa memaparkan beberapa faidah ini dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Blogger Templates